Baru saja masuk di pembukaan, beliau memulai bukunya dengan sebuah kisah mengenai sekolah yang mengalami kesulitan pada pendanaan, akhirnya menerima tawaran bisnis namun dengan menjadikan siswa & aset sekolahnya menjadi sebuah komoditas perhatian (dibaca : iklan) sebagai exchange untuk keuntungan finansial-nya.
Periklanan pada sekolah tentunya meninggalkan perdebatan mengenai etisnya atau tidak, namun bagi para pelaku bisnis, ini adalah win-to-win solution di mana sekolah justru dapat mendapatkan keuntungan tambahan.
Sifatnya win-to-win inilah yang menjadi patokan normalisasi pada industri komoditas perhatian saat ini.